“orang-orang selalu menjawab apa yang menjadi keharusan dalam hidup,
sementara pertanyaan-pertanyaan selalu hadir diantaranya, dalam keresahan yang
tak pasti”
Sementara kopi bukan sekedar upaya pemenuhan kita atas rasa.
Kopi adalah ia yang ada diantara kompromi. Malam itu, saya dan beberapa karib
memutuskan untuk menikmati kebersamaan kami disebuah ruang. Sebuah ruang yang
kami sepakati adalah ruang yang memberikan kesempatan kepada kami untuk
membangun komunikasi.
Semacam kafe, dengan brand kopi selayaknya adalah tanda
bahwa ia memberikan jalan bagi aktivitas yang berhubungan dengan cara hidup
kita. saya sendiri baru kali pertama bertandang ke kafe ini. dan gambaran saya
tentang kafe kopi adalah memberikan suasana yang nyaman kembali hadir.
Ngopi jadinya bukan hanya cara kita menikmati seduhan kopi
di air panas, ia memberikan ruang komunal.
Pengunjung berkerumun masing-masing. Mereka yang rata-rata
adalah mahasiswa merayakan sesuatu yang tidak mereka dapat diantara rutinitas,
yaitu kebebasan berbicara.
Entah apa yang mereka perbincangan diantara
kerumunan-kerumunan itu. selayaknya orang yang baru hadir diantara suatu ruang.
Saya mencoba mengamati, untuk kemudian berbincang tentang berbagai kemungkinan.
Cara ngopi seperti ini memang akan terdengar sebagai cara
perayaan konsumerisme. Karena tempat ini menawakan gaya hidup yang seyogyanya
ia menciptakan keberbedaan dengan yang lain. Keberbedaan yang diskrimnatif
bahkan. Bahwa, ngopi seperti ini akan menciptakan kelas-kelas sosial baru-yang
mampu membeli dan tidak, misalnya.
Tapi kemudian, setiap dari kita punya cara menikmati
kehidupan. Tentang kenyamanan, kita punya definisi-definisi masing-masing. Akan
tetapi, apakah dengan pernyataan ini saya akan dipersalahkan karena saya
menikmati konsumerisme yang katanya jahat itu? Entah, saya berlalu lalang
diantara kemungkinan-kemungkinan, akibat dari pertanyaan-pertanyaan yang saya
bangun sendiri. Perlawanan adalah pertarungan kita melawan kelupaan kita
sendiri.
Secangki kopi espresso tak luput dari bagaimana saya menikmati
keadaan malam itu. kopi yang bagi kawan-kawan saya, adalah kopi yang pahit
sehingga mayoitas mereka tidak suka. “terlalu ekstrim” katanya. Bagi saya, rasa
yang kuat akan berpadu cantik dengan sebatang rokok. Sementara kawan-kawan saya
menikmati kopi yag ia notabene adalah kopi dengan corak rasa yang soft. Lalu saya berpikir, apakah dengan perbedaan
selera ini akan menggambarkan kelas-kelas sosial baru? Pun, akhirnya
pertanyaan-pertanyaan saya selalu berakhir sebagai pertanyaan. Namun, dengan
cara itu, kami menikmati ruang komunikasi kami.
Saya dan abdi, sibuk mengutip pernyataan-pernyataan untuk kemudian dipertanyakan kebelanjutannya.
Lalu kami, menghayalkan masa depan. Menghayal bersama ditemani kopi akan terasa
sangat lengkap. Selebihnya, adalah keharusan bagi kami untuk meneruskan
pertanyaan ini pada sebuah sikap. Sikap yang tak bisa secara langsung kami
hubungkan dalam kata. Diam berakhir pada dua kemungkinan; ketidaktahuan dan
kebijaksanaan.
Soal ketidaktahuan, ia semacam cara bagi kita untuk selalu
bodoh sehingga kita sadar akan ketebatasan. Dan kebijaksanaan tak lain adalah
bahasa langit yang selalu menjadi mimpi bagi kami.
Dari sekian cara kami menikmati diskusi malam itu, anehnya
kami bersepakat untuk tidak membahas politik konstitusional. Sudah cukup bagi
kami, dicecoki berita-berita yang membuat jarak diantara kehidupan terdekat
kami. Jadilah, kami berbicara tentang hal-hal sederhana. Tentang bagaimana
sebenarnya kita sekerasnya berpikir yang ianya representasi manusia, selain
kita adalah bagian dari sistem kosmos yang selalu tak dapat diprediksi
perubahannya. Perubahan ini menyeluruh dari perubahan besar hingga kecil yang
keduanya adalah cara kita memaknai nasib kita masing-masing.
Satu persatu pengunjung di kafe itu tak lagi ada. Saya disadarkan
bahwa, kami adalah pengunjung paling akhir dan kami mesti bayar dan pulang.
Diperjalanan pulang, saya berpikir bahwa ngopi adalah hal kompleks yang tak
secara mendadak kita peluk. Ia menyiratkan dinamika yang tiada henti. Ia
menawarkan pertanyaan-pertanyaan.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar