Jumat, 01 Juni 2012

entah kemana manusia


Daun terakhir jatuh dari dahan. Ia mesti menguning karena hampir mati. Ia daun yang terakhir bertahan diantara kepedihan-kepedihan sesama. Ia diam diantara rekam jejak, rekam laku manusia-manusia.
Sementara angin, berhembus meniup dedaunan itu. menghamburkan, mengumpulkannya. Untuk kemudian ia menjadi entah kemana. Ada apa dengan angin yang tak terlihat oleh mata? Bahwa ia menggetarkan perasaannya diantara rasa-rasa manusia.
Duduk diantaranya, sepasang mata yang mengintai toko sepi di ujung trotoar. Matanya tajam menuju makanan dibalik kaca. Duduknya menyamping sehingga cahaya matahari mengenai belakang batok kepala. Kakinya perlahan mengeritik tanah.
ada apa dengan kita? manusia-manusia yang acuh dengan semua ini...dan lainnya yang tak terhingga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar